Dedikasi Untuk Negeri

Mengapa Akses Pendidikan Adil Itu Urgensi Sosial Kita Hari Ini?

Oleh: Rahmalia Ramdlini

Dibalik deretan angka pembangunan dan beragam inovasi teknologi, masih ada jutaan anak Indonesia yang berjuang hanya untuk sekadar bisa membaca. Bukan karena mereka tak mau, melainkan karena memang aksesnya yang tak pernah benar-benar hadir. Disinilah kita dihadapkan pada sebuah pertanyaan fundamental “Apakah kita benar-benar memberi kesempatan yang sama untuk semua anak bangsa?”.

Menurut Saing et.al (2023) dalam penelitiannya yang berjudul “Eksplorasi Peran Keadilan Sosial dan Budaya dalam Menciptakan Lingkungan Pendidikan yang Inklusif menyatakan bahwa keadilan dalam ranah Pendidikan merupakan suatu tantangan yang mengharuskan urgensi pertimbangan terhadap distribusi baik itu berupa sumber daya, hak akses menikmati, atau bahkan sekadar peluang yang adil khususnya di Indonesia. Karena, prinsip tersebut sangat penting diwujudkan dalam sistem pendidikan di negeri ini. Sebab, setiap warga negara memiliki hak yang sama tanpa memandang latar belakang sosial, budaya, maupun ekonominya. Berikut alasan akses pendidikan adil itu menjadi sebuah urgensi sosial kita hari ini:

1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia  

Jika akses pendidikan itu berhasil terwujud, tentu akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sebab, akses pendidikan yang memungkinkan setiap individu apapun latar belakangnya dapat mengembangkan potensi terbaiknya. Faktanya, dalam konteks bonus demografi Indonesia, ini merupakan suatu langkah investasi di masa depan. Bukan hanya sekadar mencetak lulusan, tapi juga menciptakan seorang pembelajar sepanjang hayat yang tentu akan mampu berkontribusi pada pembangunan bangsa di masa yang akan datang.

 2. Memutus Rantai Kemiskinan dan Kesenjangan

Ketika pendidikan hanya bisa diakses oleh suatu kalangan tertentu, kemiskinan hanya akan menjadi sebuah warisan. Adanya pemerataan akses ini, tentu akan membuka jalan kita bagi kelompok marjinal untuk memiliki peluang hidup yang lebih baik. Patut digaris bawahi, ini bukanlah belas kasihan, namun upaya untuk keadilan.

 3. Membangun Masyarakat yang Inklusif

Pendidikan yang adil tentu dapat menciptakan ruang belajar yang tidak diskriminatif, baik dari sisi gender, disabilitas, maupun status ekonomi. Masyarakat inklusif bukanlah utopia, tapi bisa dimulai dari kelas yang menerima semua anak sebagai murid yang layaknya tumbuh bersama.

 4. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Tenaga kerja terdidik adalah motor inovasi dan daya saing bangsa. Jika pendidikan yang merata ini terwujud, tentu tidak hanya menciptakan para pekerja, tapi juga pemikir, pencipta lapangan kerja, dan inovator yang menggerakkan roda ekonomi dari bawah. Hal tersebut tentu akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Untuk itu, akses pendidikan yang adil bukan hanya sekadar wacana moral, melainkan sebuah keharusan struktural guna memastikan setiap anak bangsa memiliki hak pijakan yang sama menuju masa depan. Hal ini, bisa dimulai dari peningkatan kualitas sumber daya manusia hingga pertumbuhan ekonomi nasional, pemerataan pendidikan adalah upaya fondasi bagi terciptanya masyarakat yang berdaya, setara, dan benarbenar inklusif. Kini saatnya kita berhenti bertanya apakah pendidikan telah adil, dan mulai bergerak untuk mewujudkannya.
 

Jakarta, 22 September 2025

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *