Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan anega budaya, karakter, suku, etnik baik daerah perkotaan hingga pelosok negeri. Maka dari Indonesia dikenal dengan masyarakat yang plural. Terkadang dengan banyak sekali keanekaragaman yang ada menjadikan negara ini terancam perpecahan, yang disebabkan oleh banyak factor. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran atas keberagaman yang ada. Gesekan-gesekan yang berbau sara terus terjadi karena kurangnya kesadaran budaya masyarakatnya. . Maka dari itu pelajaran seni budaya dan bahasa muatan local dapat menjadi media sebagai pembelajaran bagi anak didik. Pembelajaran multicultural yang dikaji dan dikemas dengan benar akan dapat diterima oleh anak-anak, dengan harapan dapat menimbulkan generasi baru yang tinggi atas keberagaman. Dianggap penting pembelajaran multicultural ini sebab anak didik merupakan bagian dari mayarakat itu sendiri. Tentunnya guru menjadi tokoh utama dalam hal ini. Guru dianggap mampu memberikan pembelajaran kepada peserta didik. Namun guru juga dirasa kurang optimal pasalnya latar belakang guru itu sendiri bukan pada bidang yang tepat. Ditambah lagi dengan kurikulum yang kian modern. Untuk daerah tertinggal seperti daerah 3T maka akan sangat sulit menyeimbanginya. Maka dari itu perlu adanya sosok guru dengan latar belakang yang tepat, mampu mededikasikan kepada masyarat, serta menjadi pengajar yang mengikuti perkembangan minimal mengetahui kebijakan pemerintah yang ada.
Suatu hal yang sulit bila mana guru itu sendiri tidak cakap dalam berbahasa daerah, atau tidak pandai dalam berbudaya. Pada budaya sendiri tidak akan pernah dilakukan. Akibat yang lebih parah yaitu semakin ditinggalkannya pengetahuan dan pengalaman tradisi oleh generasi penerus yang akan berakibat pula hilangnya seni tradisi di bumi Nusantara ini di masa-masa mendatang karena generasi penerusnya sudah tidak mengenal dan tidak menyukainya lagi. Harus ada dorongan dari pemerintah untuk menjalankan laju politik pendidikan yang lebih jelas dan terarah yang memihak pada kepentingan keutuhan bangsa dengan menyadari bahwa negeri ini bersifat plural yang terdiri dari banyak seni budaya. Keanekaragaman materi pelajaran yang berakhar pada seni budaya setempat/tradisi bukanlah suatu ancaman. Sebaliknya, keanekaragaman adalah saripati dari keindonesiaan dan kemerdekaan.
Penyeragaman bukanlah politik yang tepat dalam pelaksanaan pendidikan seni di Indonesia karena pada dasarnya semboyan bangsa adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua.